Bagaimana Cara Ibu/bapak Melakukan Proses Pembelajaran PJOK, Apakah Masih Menggunakan Pendekatan Berbasis Kekurangan Atau Sudah Menggunakan Pendekatan Berbasis Kekuatan ? Manakah yang Lebih Efektif !

Bagaimana Cara Ibu/bapak Melakukan Proses Pembelajaran PJOK, Apakah Masih Menggunakan Pendekatan Berbasis Kekurangan Atau Sudah Menggunakan Pendekatan Berbasis Kekuatan

MASICAN – Bagaimana cara ibu/bapak melakukan proses pembelajaran PJOK, apakah masih menggunakan pendekatan berbasis kekurangan atau sudah menggunakan pendekatan berbasis kekuatan ?

Mungkin anda kesulitan menjawab soal diatas, jika benar seperti itu simak penjelasan berikut ini. Kita Hebat akan memberikan referensi jawaban dari soal bagaimana cara ibu/bapak melakukan proses pembelajaran PJOK, apakah masih menggunakan pendekatan berbasis kekurangan atau sudah menggunakan pendekatan berbasis kekuatan.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), pendekatan yang digunakan oleh guru dapat bervariasi, bergantung pada tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Pendekatan yang digunakan bisa berbasis kekurangan atau berbasis kekuatan.

Pendekatan berbasis kekurangan berfokus pada memperbaiki kelemahan siswa, sementara pendekatan berbasis kekuatan lebih menitikberatkan pada pengembangan potensi yang sudah dimiliki siswa.

Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Mari kita bahas lebih lanjut perbedaan kedua pendekatan ini.

Pendekatan Berbasis Kelemahan

Pendekatan berbasis kelemahan menitikberatkan pada pengidentifikasian kekurangan atau keterbatasan siswa, baik dari segi keterampilan fisik maupun mental.

Tujuan dari pendekatan ini adalah memperbaiki kekurangan tersebut agar siswa dapat meningkatkan kemampuan dan performanya.

Ciri-Ciri Pendekatan Berbasis Kelemahan

  1. Fokus pada Perbaikan Kelemahan
    Pendekatan ini mengidentifikasi keterampilan atau kemampuan siswa yang dianggap lemah, kemudian merancang program untuk mengatasi atau meningkatkan aspek tersebut.
  2. Latihan dan Pengulangan
    Siswa diajak untuk berlatih secara berulang-ulang pada aspek yang dirasa kurang baik hingga mencapai standar tertentu.
  3. Evaluasi dan Umpan Balik
    Guru secara rutin mengevaluasi perkembangan siswa dan memberikan umpan balik yang membantu mereka menyadari area yang perlu diperbaiki.

Kelebihan Pendekatan Berbasis Kelemahan

  • Membantu siswa menyadari kelemahan mereka dan berusaha memperbaikinya.
  • Siswa dapat menjadi lebih kompeten dalam hal-hal yang sebelumnya sulit bagi mereka.

Kekurangan Pendekatan Berbasis Kelemahan

  • Bisa membuat siswa merasa kurang percaya diri jika terlalu fokus pada kelemahan.
  • Sering kali kurang memotivasi siswa karena mereka terus-menerus dihadapkan dengan kekurangan mereka.

Pendekatan Berbasis Kekuatan

Sebaliknya, pendekatan berbasis kekuatan menekankan pada pengembangan potensi yang sudah ada pada siswa. Guru akan mendorong siswa untuk fokus pada apa yang sudah mereka kuasai atau memiliki kemampuan yang lebih tinggi. Pendekatan ini bersifat lebih positif dan bertujuan untuk membangun rasa percaya diri dan motivasi siswa.

Ciri-Ciri Pendekatan Berbasis Kekuatan

  1. Fokus pada Potensi dan Kelebihan Siswa
    Guru mengidentifikasi kekuatan siswa, baik dari segi fisik maupun mental, lalu mendorong siswa untuk mengembangkan lebih lanjut potensi tersebut.
  2. Penghargaan atas Pencapaian
    Siswa diberikan penghargaan dan pengakuan atas pencapaian mereka dalam bidang yang sudah mereka kuasai. Hal ini dapat meningkatkan motivasi mereka.
  3. Pembelajaran yang Menyenangkan
    Dengan fokus pada hal-hal yang siswa kuasai, proses pembelajaran cenderung menjadi lebih menyenangkan dan memotivasi.

Kelebihan Pendekatan Berbasis Kekuatan

  • Meningkatkan kepercayaan diri siswa karena mereka merasa mampu.
  • Siswa lebih termotivasi dan antusias dalam berpartisipasi karena mereka merasa dihargai dan diapresiasi.

Kekurangan Pendekatan Berbasis Kekuatan

  • Ada kemungkinan aspek kelemahan siswa kurang mendapat perhatian yang memadai.
  • Siswa mungkin hanya fokus pada kekuatan mereka dan kurang tertarik memperbaiki kelemahan.

Manakah yang Lebih Efektif?

Secara umum, pendekatan berbasis kekuatan sering dianggap lebih efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan kinerja siswa dalam pembelajaran PJOK. Hal ini karena pendekatan ini membantu siswa untuk merasa lebih termotivasi dan percaya diri. Namun, tidak berarti pendekatan berbasis kelemahan tidak penting.

Pendekatan berbasis kelemahan tetap diperlukan untuk memastikan siswa mendapatkan perkembangan yang holistik.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Pendekatan Berbasis Kelemahan atau Kekuatan?

  1. Pendekatan Berbasis Kelemahan lebih cocok digunakan ketika siswa mengalami kesulitan yang signifikan dalam keterampilan tertentu yang penting untuk dikuasai, seperti teknik dasar olahraga tertentu. Dengan fokus pada perbaikan, siswa dapat memperoleh dasar yang lebih kuat.
  2. Pendekatan Berbasis Kekuatan lebih ideal diterapkan pada siswa yang sudah memiliki potensi atau keahlian tertentu, dan diharapkan dapat mengembangkan lebih jauh potensi tersebut untuk mencapai hasil yang optimal.

Kesimpulan

Dalam pembelajaran PJOK, baik pendekatan berbasis kelemahan maupun berbasis kekuatan memiliki tempatnya masing-masing dalam mendukung perkembangan siswa. Guru perlu bijak dalam memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa, tujuan pembelajaran, serta situasi yang dihadapi.

Pendekatan yang seimbang antara memperbaiki kelemahan dan mengembangkan kekuatan akan memberikan hasil yang lebih optimal bagi perkembangan fisik dan mental siswa.

Melalui pendekatan yang tepat, siswa tidak hanya akan berkembang dari segi kemampuan fisik, tetapi juga akan mendapatkan motivasi dan rasa percaya diri yang lebih tinggi dalam berpartisipasi aktif di kelas PJOK.

You May Also Like

About the Author: MasIcan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *